Seperti diketahui, startup memiliki jenis bisnis yang beragam, seperti pengembang aplikasi, sistem pembayaran, perdagangan barang atau jasa, dan lain sebagainya. Di dalam negeri, kita mengenal banyak sekali startup di Indonesia yang sukses, sebut saja Kaskus yang mengawali lahirnya startup di Indonesia. Sudah banyak startupIndonesia yang sukses seperti, BukaLapak, Gojek, Tiket.com, dan lain sebagainya.
Masih banyak startup lokal lainnya yang diperkirakan telah mencapai ribuan dan masih akan terus bertambah setiap tahunnya. Dengan berkembangnya dunia internet, maka akan semakin banyak pula pelaku bisnis yang tertarik untuk mendirikan startup, apalagi penggunaan internet di Indonesia cukup tinggi sehingga mendirikan startup memiliki peluang tersendiri.
Dilansir dari TechInAsia, dari banyaknya startup, hanya ada tiga startup di Tanah Air yang berhasil menjadi unicorn, alias mempunyai valuasi di atas 1 miliar dolar AS atau setara dengan 13,5 triliun rupiah. Mereka adalah GO-JEK, Tokopedia, dan Traveloka, atau yang dikenal dengan istilah GTT. Menurut Vice President dari Sequoia Capital, Pieter Kemps, startup Tanah Air masih membutuhkan waktu untuk mengejar kesuksesan GO-Jek, Tokopedia, dan Traveloka.
Meski demikian, bukan berarti perkembangan startup di Indonesia tengah kering. Hanya saja ada beberapa masalah yang dihadapi adalah kurangnya developer lokal yang berkualitas, sehingga harus mengisi kekurangan talenta dan merekrut pekerja asing. Agar bisa mengejar GO-JEK, Tokopedia, dan Traveloka, para founder startupIndonesia perlu belajar dari para startup di Tiongkok dengan datang langsung ke negara tersebut untuk menimba ilmu dari para startup lokal di sana.
Untuk meningkatkan kualitas startup, Indonesia juga memiliki banyak komunitas founder startup, seperti Digital Valley, Jogja Digital Valley, Ikitas, dan masih banyak lagi. Dibentuknya komunitas ini tentu bertujuan memudahkan para founder untuk saling berbagi, sharing ilmu dan pengalaman, serta membimbing bahkan untuk menjaring investor.
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama KIBAR juga telah menginisiasi Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital dengan tujuan melahirkan perusahaan rintisan yang berkualitas dan memberikan dampak positif dengan menyelesaikan permasalahan besar di Indonesia. Gerakan ini ditargetkan dapat menciptakan 1.000 perusahaan baru dengan total valuasi bisnis senilai 10 miliar dollar AS pada tahun 2020.
Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital rencananya akan dilaksanakan di 10 kota, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Malang, Medan, Bali, Makassar, dan Pontianak. Masing-masing kota ini akan didirikan pusat inovasi sebagai titik kumpul komunitas teknologi, kreatif dan budaya. Pusat inovasi ini juga menyediakan co-working space di mana semua pelaku dan kreator lokal dapat berkolaborasi menciptakan solusi bagi kebutuhan masyarakat setempat hingga berkembang menjadi solusi nasional.
Bagi masyarakat Indonesia, terutama para pemilik usaha dan anak mudanya, bisa mempertimbangkan untuk mendirikan bisnis startup. Kuncinya adalah dengan terus berinovasi mencari peluang apa yang sekiranya dibutuhkan oleh banyak orang dan membuat aplikasinya. Dengan membangun startup, Anda juga membantu program menciptakan lapangan pekerjaan di Tanah Air.
Mendirikan startup juga harus didukung dengan merek dan hak cipta sebagai penghargaan atas inovasi yang dibuatnya. Selain itu juga untuk melindungi merek startup agar tidak mudah ditiru oleh pihak lain. Tentunya Anda tidak mau kan inovasi yang telah dibuat dengan susah ini dengan mudah dijiplak oleh orang lain? Semoga ulasan mengenai perkembangan startup Indonesia di tahun 2018 bermanfaat bagi Anda. Mari kita nantikan bersama kehadiran startup baru lainnya yang akan membawa inovasi baru di Tanah Air!
Sumber : http://berinovasi.com/2017/12/07/perkembangan-startup-indonesia-di-tahun-2018/
Sumber : http://berinovasi.com/2017/12/07/perkembangan-startup-indonesia-di-tahun-2018/
0 komentar:
Posting Komentar